Pemilik hewan peliharaan terutama kucing tentunya pernah sekali waktu menemukan kucing peliharaannya terbatuk-batuk disertai nafasnya tersengal-sengal dan sesaat kemudian kucing tersebut nampak memuntahkan sesuatu. Bila didekati muntahan tersebut akan nampak licin dan berserabut dan mungkin nampak bercampur dengan sisa makanan yang sudah hancur. Pada kucing yang biasa tinggal diluar rumah, dalam muntahan tersebut kadang bisa ditemui beberapa potongan rumput.
Bila anda sudah cukup pengalaman, tentunya anda tidak merasa kuatir sebab muntahan tersebut, kita kenal dengan istilah "hairball", merupakan salah satu mekanisme metabolisme yang normal pada kucing. Kucing sebagai karnivora dilengkapi dengan sistem pencernaan yang dapat mencerna bulu yang dimaksudkan mencerna bulu disini adalah bulu dari hewan yang dimangsa seperti misal bulu tikus.
contoh gambar beberapa bentukan hairball
(sumber : www.natureblog.com)
Pertanyaannya, mengapa sampai timbul hairball? Dan bagaimana mekanisme pembentukan hairball itu sendiri?
Kucing akan menghabiskan sebagian besar waktunya selain untuk tidur juga untuk grooming atau menjilati bulunya. Berbeda dengan anjing yang jarang melakukan hal ini kecuali memang ada yang sangat mengganggu daerah kulit/bulu anjing tersebut.
kucing menghabiskan sebagian besar waktunya untuk grooming
Lidah kucing dengan permukaannya yang kasar itulah yang menangkap bulu-bulu yang telah mati(rontok)dan otomatis bulu tadi akan ikut tertelan dalam saluran cerna si kucing. Bulu yang tertelan dan sukses melalui sistem pencernaan maka akan dikeluarkan dari saluran cerna bersama-sama dengan kotoran(feses) dan bulu yang tidak tercerna dengan baik terutama dalam keadaan kondisi lambung penuh atau pergerakan saluran cerna yang tidak baik maka bulu tersebut berkumpul dan bercampur dengan cairan lambung yang semakin lama semakin besar sehingga tidak dapat melalui saluran cerna bawah (usus) maka kumpulan bulu itu akan naik hingga mencapai tenggorokan dan kucing akan bereaksi dengan batuk-batuk, mual sampai muntah dan keluarlah kumpulan bulu atau hairball tersebut.
Logikanya, semakin sering kucing menjilati tubuhnya maka akan semakin banyak bulu yang ikut tertelan. Bulu kucing yang panjang (dan cenderung lebat) akan lebih sulit dicerna dibanding dengan bulu kucing yang pendek maka dalam hal ini, kucing yang berbulu panjang akan lebih rentan mengalami pembentukan hairball dibanding dengan kucing berbulu pendek.
kucing berbulu panjang yang lebih rentan mengalami pembentukan hairball
Sekalipun hairball merupakan mekanisme metabolisme tubuh kucing yang normal, pemilik hendaknya tetap waspada, mengapa?
Kucing memuntahkan hairball biasanya dengan frekuensi dua-tiga kali dalam satu bulan. Namun kadang ditemukan kucing yang menunjukkan gejala seperti akan memuntahkan hairball namun ternyata tidak keluar apapun dari dalam mulutnya atau hanya keluar cairan lambung berwarna putih sampai kekuningan. Sekali-dua kali mungkin tidak masalah sepanjang kucing masih beraktivitas dengan normal, namun bila sampai berulang kali dan disertai gejala tidak mau makan, lemas dan kesulitan bernafas maka anda harus segera membawanya ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan secara lengkap.
dengan kepala cenderung mendekati tanah, batuk-batuk lalu kemudian memuntahkan hairball
Lantas apa yang akan dilakukan dokter hewan dengan gejala tersebut? Pertama-tama dokter hewan akan menanyakan seberapa sering kucing anda memuntahkan hairball nya, jenis makanan kucing tersebut apakah makanan jadi (catfood) atau si pemilik membuatkan makanan sendiri(misal ikan rebus) dan pola tinggal si kucing yaitu apakah kucing dirumah saja atau berkelana dan sesekali pulang ke rumah. Untuk pemberian catfood sendiri, saat ini sudah banyak catfood komersial yang mengandung formula yang membantu mengeliminasi hairball dari dalam tubuh. Pada kucing yang terbiasa makan-makanan dari luar rumah (berburu tikus atau makan-makanan yang ada di jalan) umumnya jarang ditemui kasus hairball, karena kucing tersebut lebih aktif sehingga metabolisme tubuh pun menjadi aktif dan kucing juga terkadang secara spontan memakan rumput untuk membantu meningkatkan fungsi sistem pencernaannya jadi kadang dalam muntahan hairball dapat ditemui beberapa potongan rumput. Beberapa alasan lain mengapa kucing makan rumput juga bisa dibaca disini. Dokter hewan juga akan menyarankan pemeriksaan dengan menggunakan alat x-ray untuk melihat kondisi saluran cerna dan untuk mengetahui seberapa besar ukuran hairball yang tidak dapat dikeluarkan. Bila ukurannya terlalu besar maka prosedur operasi pun harus ditempuh.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan si kucing dari hairball yang membahayakan.
- Rutin menyisir/menyikat bulu si kucing setiap hari. Selain meningkatkan keakraban kucing dan pemilik, bulu yang rontok akan ikut bersama dengan sisir. Untuk kucing berbulu panjang, sisirlah sampai 2kali dalam sehari.
- Berikan pakan dengan formula yang membantu mengeliminasi hairball. Home-made food juga baik karena lebih banyak mengandung air dibandingkan dengan catfood yang kering.
- Berikan lebih banyak minum dan tumbuhkan rumput untuk kucing tersebut dapat memakannya dan harap diingat, rumput yang ditumbuhkan hendaknya tidak disemprot dengan insektisida.
- Ajak kucing tersebut bermain(untuk kucing yang tinggal di rumah/kandang saja) dengan ia aktif maka akan membantu saluran cerna nya menjadi aktif dan akan membantu pengeluaran hairball secara semestinya.
Demikian beberapa hal umum yang bisa kami jelaskan terkait hairball dan pencegahannya, selamat mencoba dan bila masih ada yang ditanyakan, silahkan mention kami di akun twitter @dokterhewanku. Namun bila anda hendak berobat, langsung saja kunjungi dokterhewan kepercayaan anda.
Good Luck :D