Jumat, 12 Oktober 2012

Berbahayakah bila kucing sampai memuntahkan hairball?

Salam Hangat...

Pemilik hewan peliharaan terutama kucing tentunya pernah sekali waktu menemukan kucing peliharaannya terbatuk-batuk disertai nafasnya tersengal-sengal dan sesaat kemudian kucing tersebut nampak memuntahkan sesuatu. Bila didekati muntahan tersebut akan nampak licin dan berserabut dan mungkin nampak bercampur dengan sisa makanan yang sudah hancur. Pada kucing yang biasa tinggal diluar rumah, dalam muntahan tersebut kadang bisa ditemui beberapa potongan rumput.
Bila anda sudah cukup pengalaman, tentunya anda tidak merasa kuatir sebab muntahan tersebut, kita kenal dengan istilah "hairball", merupakan salah satu mekanisme metabolisme yang normal pada kucing. Kucing sebagai karnivora dilengkapi dengan sistem pencernaan yang dapat mencerna bulu yang dimaksudkan mencerna bulu disini adalah bulu dari hewan yang dimangsa seperti misal bulu tikus.

contoh gambar beberapa bentukan hairball
(sumber : www.natureblog.com)

Pertanyaannya, mengapa sampai timbul hairball? Dan bagaimana mekanisme pembentukan hairball itu sendiri?

Kucing akan menghabiskan sebagian besar waktunya selain untuk tidur juga untuk grooming atau menjilati bulunya. Berbeda dengan anjing yang jarang melakukan hal ini kecuali memang ada yang sangat mengganggu daerah kulit/bulu anjing tersebut. 

kucing menghabiskan sebagian besar waktunya untuk grooming

Lidah kucing dengan permukaannya yang kasar itulah yang menangkap bulu-bulu yang telah mati(rontok)dan otomatis bulu tadi akan ikut tertelan dalam saluran cerna si kucing. Bulu yang tertelan dan sukses melalui sistem pencernaan maka akan dikeluarkan dari saluran cerna bersama-sama dengan kotoran(feses) dan bulu yang tidak tercerna dengan baik terutama dalam keadaan kondisi lambung penuh atau pergerakan saluran cerna yang tidak baik maka bulu tersebut berkumpul dan bercampur dengan cairan lambung yang semakin lama semakin besar sehingga tidak dapat melalui saluran cerna bawah (usus) maka kumpulan bulu itu akan naik hingga mencapai tenggorokan dan kucing akan bereaksi dengan batuk-batuk, mual sampai muntah dan keluarlah kumpulan bulu atau hairball tersebut.
Logikanya, semakin sering kucing menjilati tubuhnya maka akan semakin banyak bulu yang ikut tertelan. Bulu kucing yang panjang (dan cenderung lebat) akan lebih sulit dicerna dibanding dengan bulu kucing yang pendek maka dalam hal ini, kucing yang berbulu panjang akan lebih rentan mengalami pembentukan hairball dibanding dengan kucing berbulu pendek. 

kucing berbulu panjang yang lebih rentan mengalami pembentukan hairball
Sekalipun hairball merupakan mekanisme metabolisme tubuh kucing yang normal, pemilik hendaknya tetap waspada, mengapa?
Kucing memuntahkan hairball biasanya dengan frekuensi dua-tiga kali dalam satu bulan. Namun kadang ditemukan kucing yang menunjukkan gejala seperti akan memuntahkan hairball namun ternyata tidak keluar apapun dari dalam mulutnya atau hanya keluar cairan lambung berwarna putih sampai kekuningan. Sekali-dua kali mungkin tidak masalah sepanjang kucing masih beraktivitas dengan normal, namun bila sampai berulang kali dan disertai gejala tidak mau makan, lemas dan kesulitan bernafas maka anda harus segera membawanya ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan secara lengkap.

 dengan kepala cenderung mendekati tanah, batuk-batuk lalu kemudian memuntahkan hairball

Lantas apa yang akan dilakukan dokter hewan dengan gejala tersebut? Pertama-tama dokter hewan akan menanyakan seberapa sering kucing anda memuntahkan hairball nya, jenis makanan kucing tersebut apakah makanan jadi (catfood) atau si pemilik membuatkan makanan sendiri(misal ikan rebus) dan pola tinggal si kucing yaitu apakah kucing dirumah saja atau berkelana dan sesekali pulang ke rumah. Untuk pemberian catfood sendiri, saat ini sudah banyak catfood komersial yang mengandung formula yang membantu mengeliminasi hairball dari dalam tubuh. Pada kucing yang terbiasa makan-makanan dari luar rumah (berburu tikus atau makan-makanan yang ada di jalan) umumnya jarang ditemui kasus hairball, karena kucing tersebut lebih aktif sehingga metabolisme tubuh pun menjadi aktif dan kucing juga terkadang secara spontan memakan rumput untuk membantu meningkatkan fungsi sistem pencernaannya jadi kadang dalam muntahan hairball dapat ditemui beberapa potongan rumput. Beberapa alasan lain mengapa kucing makan rumput juga bisa dibaca disini. Dokter hewan juga akan menyarankan pemeriksaan dengan menggunakan alat x-ray untuk melihat kondisi saluran cerna dan untuk mengetahui seberapa besar ukuran hairball yang tidak dapat dikeluarkan. Bila ukurannya terlalu besar maka prosedur operasi pun harus ditempuh. 

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan si kucing dari hairball yang membahayakan. 


  • Rutin menyisir/menyikat bulu si kucing setiap hari. Selain meningkatkan keakraban kucing dan pemilik, bulu yang rontok akan ikut bersama dengan sisir. Untuk kucing berbulu panjang, sisirlah sampai 2kali dalam sehari.
  • Berikan pakan dengan formula yang membantu mengeliminasi hairball. Home-made food juga baik karena lebih banyak mengandung air dibandingkan dengan catfood yang kering.
  • Berikan lebih banyak minum dan tumbuhkan rumput untuk kucing tersebut dapat memakannya dan harap diingat, rumput yang ditumbuhkan hendaknya tidak disemprot dengan insektisida.
  • Ajak kucing tersebut bermain(untuk kucing yang tinggal di rumah/kandang saja) dengan ia aktif maka akan membantu saluran cerna nya menjadi aktif dan akan membantu pengeluaran hairball secara semestinya.
Demikian beberapa hal umum yang bisa kami jelaskan terkait hairball dan pencegahannya, selamat mencoba dan bila masih ada yang ditanyakan, silahkan mention kami di akun twitter @dokterhewanku. Namun bila anda hendak berobat, langsung saja kunjungi dokterhewan kepercayaan anda.
Good Luck :D



Selasa, 02 Oktober 2012

Infeksi Cacing Pada Hewan Kesayangan dan Pencegahannya.

Salam Hangat...

Cacingan. Yap! Ini adalah topik yang paling sering ditanyakan baik di meja praktek maupun di tab mention @dokterhewanku  :D Baiklah, untuk posting kali ini maka kami akan coba menjelaskan perihal umum terkait cacingan yang biasa menyerang hewan kesayangan dan bagaimana pencegahannya.

Hewan kesayangan yang menderita cacingan biasanya disebabkan oleh 4 "tipe" cacing yaitu roundworm (cacing gelang), tapeworm (cacing pipih), hookworm (cacing kait), dan ada lagi (tidak ada pada gambar diatas) whipworm (cacing cambuk). Anjing dan kucing paling sering menderita infeksi cacing yang disebabkan oleh cacing pipih dan cacing gelang. Disini kami tidak akan menjelas kan perihal jenis-jenis cacing dan struktur cacing tapi kami coba tunjukkan perbandingan struktur ke empat tipe cacing tersebut pada gambar tersebut dibawah.


Lantas bagaimana kita bisa mengetahui bila hewan kesayangan kita terserang cacing? Berikut gejala klinis yang mungkin nampak.
  • Diare. Diare merupakan gejala spesifik yang tidak spesifik. Namun diare adalah salah satu wujud infestasi cacing yang berada dalam saluran cerna. Infestasi cacing akan menyebabkan gangguan saluran pencernaan mulai dari penyerapan nutrisi sampai dengan perusakan dinding sel usus. 
  • Berat badan menurun. Hal ini disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi. Biasanya juga dijumpai  pembesaran abdomen (pot-bellied appearance) terutama pada anakan (kitten/puppy).

  • Bercak darah pada feses. Feses dengan konsistensi yang baik (padat, tidak seperti pasta ataupun cair) namun bila disertai dengan keluarnya bercak/tetesan darah maka kita perlu waspada akan adanya infeksi cacing. Darah tersebut merupakan hasil dari aktivitas cacing yang merusak dinding usus. 
cacing kait yang sedang mengkaitkan dirinya pada dinding usus dan berakibat rusaknya dinding usus

  • Potongan segmen cacing pada feses. Terutama untuk infeksi cacing pipih yang memiliki struktur tubuh bersegmen, maka biasanya ada beberapa segmen tubuh cacing yang ikut keluar bersama dengan feses. Bila infeksinya bersifat berat maka segmen cacing bisa dengan mudah ditemukan disekitar anus. 
cacing pipih yang memiliki struktur tubuh bersegmen
  • Bulu kusam dan rontok. Gangguan penyerapan nutrisi yang mengakibatkan bulu menjadi kusam bahkan sampai rontok.
  • Nafsu makan menurun atau berlebihan. Biasanya hewan akan turun nafsu makan disebabkan dengan rasa tidak nyaman disekitar perut namun bisa juga hewan akan makan terus menerus karena rasa kenyang yang tak kunjung datang. Sekalipun hewan makan banyak tapi ia tetap nampak kurus maka kalian boleh waspada akan adanya infeksi cacing pada hewan kesayangan tersebut.
Infeksi cacing dapat dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan feses(kotoran) yang diambil kurang dari 12 jam setelah dikeluarkan oleh hewan peliharaan kita. Dari pemeriksaan kotoran tersebut, jika positif terinfeksi cacing maka dapat ditemukan cacing pada fase telur. Terkadang hewan yang terinfeksi cacingan juga mengalami muntah dan muntahan sering disertai dengan keluarnya cacing fase dewasa.

Pernah timbul pertanyaan "rumah saya bersih, kucing saya makan cat food kering dan minum air mineral (matang), tetapi kenapa ia masih juga cacingan?" Nah, terkait pertanyaan tersebut, akan kami coba jelaskan beberapa alasannya. 

Terinfeksi kutu/pinjal. Kenapa bisa begitu? Perlu kita ketahui bersama, kutu/pinjal dapat bertindak sebagai "hewan perantara" penularan cacing. Ada beberapa cacing yang "menjalani satu atau beberapa fase hidupnya" didalam tubuh kutu/pinjal tersebut. Coba perhatikan siklus hidup beberapa cacing dibawah ini. 

  cacing pipih fase larva hidup didalam tubuh pinjal kucing --> kucing (tidak sengaja)menelan pinjal yang memiliki cacing pipih fase larva dalam tubuhnya --> larva cacing pipih sampai dan bertumbuh menjadi cacing pipih fase dewasa didalam usus halus kucing --> segmen cacing pipih dan telur cacing pipih ikut dikeluarkan bersama dengan feses kucing --> telur cacing pipih tertelan oleh larva pinjal --> pinjal menjadi dewasa ditubuh(kulit-bulu) kucing --> siklus berulang.

Sama halnya dengan infeksi cacing jantung yang biasa menyerang anjing. Perhatikan gambar. Gambar menunjukkan bahwa infeksi cacing jantung dimulakan oleh gigitan nyamuk yang mana mengandung larva infektif cacing jantung. Infeksi cacing jantung ini berbahaya sebab cacing fase dewasa akan hidup di pembuluh jantung anjing yang mengakibatkan sumbatan aliran darah dan bila infestasi cacing jantung dalam jumlah besar maka aliran darah ke jantung akan terganggu bahkan terhenti dan mengakibatkan kematian.


Penularan cacing juga bisa dari 1.) Hewan terinfeksi yang berada disekitarnya, dari tempat makan dan minum yang dipakai bersama dengan hewan penderita cacingan. 2.) Tertelan segmen cacing pipih dewasa. Makan makanan mentah yang belum tentu terjamin kebersihannya. 3.) Makan hewan buruan seperti cicak, kecoak, maupun tikus juga berpotensi menularkan cacing pada hewan kesayangan kita. 4.) Selain itu penularan juga dimulai sejak dalam kandungan yaitu bila induk menderita cacingan maka anak yang nanti dilahirkan otomatis akan terinfeksi begitu halnya dengan penularan melalui air susu induk. 

Sebagai pemilik yang baik, tentunya kita tidak ingin, kan.. bila hewan kesayangan kita sampai menderita cacingan.. maka, berikut langkah yang perlu kalian coba untuk menjaga agar hewan kesayangan kita terhindar dari infeksi cacing.
  1. Pemberian obat cacing secara rutin. Hal ini sering menjadi perdebatan bahkan dikalangan sesama dokter hewan. Ada yang setuju dengan pemberian obat cacing sejak usia 2 minggu, ada pula yang melarang. Namun semua dikembalikan pada dokter hewan yang menangani. Pemberian obat cacing sudah semestinya dibawah pengawasan dokter hewan. Memang, obat cacing untuk hewan banyak ditemukan dijual bebas di petshop tetapi, penggunaan secara berkala tanpa ada pengawasan dari dokter hewan hanya akan menjadikan obat tersebut berbahaya bagi hewan kesayangan kita. Dilihat dari jenis cacing yang begitu banyak maka sebenarnya harus diketahui dahulu jenis cacing apa yang menginfeksi maka barulah bisa menentukan jenis obat cacing yang sesuai untuk pemberantasan cacing tersebut. Jadi...diingat kembali ya...sekalipun kami sering menganjurkan pemberian obat cacing yang bisa anda cari obatnya di petshop, SELALU PERIKSAKAN KEMBALI kepada dokter hewan kepercayaan anda. Tanyakan pada dokter hewan anda, kira-kira perlukah memberikan obat cacing tiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali?
  2. Pemberian obat cacing pada induk yang akan dikawinkan. Sudah kita ketahui dari keterangan diatas bahwa induk yang menderita cacingan akan menularkan cacing tersebut pada anak yang akan dilahirkan. SELALU konsultasikan pada dokter hewan kepercayaan anda mengenai program pemberian obat cacing untuk induk yang akan dikawinkan terutama bila induk berada didaerah rawan tertular infeksi cacing.
  3. Untuk kucing, sering-seringlah membersihkan litter box (kotak pasir) nya. Kotoran yang ada dalam litter box harus selalu diangkat, ganti litter box tiap 10 hari sekali dan pasir yang digunakan juga harus selalu dalam keadaan bersih. Kami sangat menganjurkan penggunaan pasir yang dapat menggumpal sehingga kotoran dapat langsung menggumpal dan dibuang dengan mudah. Namun bila kalian menggunakan pasir yang harus dicuci, maka cucilah pasir tersebut setiap hari, ya... ;)
  4. Wadah makan dan minum harus selalu dibersihkan setiap hari. 
  5. Alas kandang atau tempat dimana hewan peliharaan kita beraktivitas harus selalu dalam keadaan bersih, kering, tidak lembab dan cukup mendapat sinar matahari serta memiliki sirkulasi udara yang baik.
  6. Periksakan kotoran hewan peliharaan pada klinik hewan atau dinas peternakan setempat setidaknya 1 tahun sekali atau 6 bulan sekali bagi hewan yang sedang dalam masa pengobatan.
  7. Minimalkan kontak dengan hewan liar(hewan yang berada diluar tempat tinggal) atau hewan buruan seperti serangga, cicak, kecoak dan tikus.
  8. Bagi yang memang sengaja melepaskan hewan peliharaannya untuk beraktivitas diluar rumah, maka pemerikaan kotoran dan pemberian obat cacing wajib hukumnya diberikan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali dan tentunya masih tetap dibawah pengawasan dokter hewan. 
Demikian beberapa hal yang perlu kalian tahu seputar cacingan dan cara pencegahannya. Semoga bermanfaat dan bila ada pertanyaan, silahkan langsung mention kami di akun twitter @dokterhewanku.
Good Luck! :D