Kamis, 24 Mei 2012

Sebuah ulasan tertunda untuk World Veterinary Day 2012

Salam Hangat...

Sebenarnya yang akan kami tulis kali ini memang sudah lewat masanya. Perihal perayaan "World Veterinary Day" yang diadakan pada tanggal 28 April 2012 lalu. Namun kami rasa tema World Veterinary Day ini penting untuk diketahui banyak orang terutama yang tidak sempat menyimak kultwit kami di akun twitter @dokterhewanku ;)
World Veterinary Day atau hari kesehatan hewan sedunia diperingati tiap tahun, minggu terakhir di bulan April. Lebih tepatnya di hari Sabtu, minggu terakhir di bulan April. Yang kali ini jatuh pada tanggal 28 April 2012. World Veterinary Day pertama kali diinisiasi oleh World Veterinary Association pada tahun 2000 dan di 2008 didukung sepenuhnya oleh OIE kepanjangan dari Office International des Epizooties = World Organization for Animal Health
 
Perayaan tersebut sejatinya mengingatkan kembali tugas dokter hewan yang salah satunya adalah "manusya mriga satwa sewaka" yang bermakna mensejahterakan manusia melalui kesejahteraan hewan. Pekerjaan dokter hewan mau tidak mau juga terkait perihal kesejahteraan manusia, diantaranya adalah pencegahan penyakit zoonosis atau penyakit menular dari hewan ke manusia. Beberapa contoh penyakit zoonosis misalnya Rabies, Avian Influenza (Flu Burung), Toxoplasmosis, TBC. Seperti pada perayaan World Veterinary Day tahun 2007, yang menitikberatkan pada peranan dokter hewan dalam mencegah terjadinya Pandemi (perluasan penyebaran penyakit) Flu Burung.


Sementara tema World Veterinary Day untuk tahun 2012 ini adalah “antimicrobial resistance” atau resistensi (yang ditimbulkan akibat penggunaan) antimikroba. Antimikroba yang dimaksud disini adalah penggunaan antibiotika. OIE menyebutkan "Antibiotics are NOT ordinary products&MUST be used in animals ONLY under the control of specialists such as well-trained VETERINARIANS". Bila kami boleh menerjemahkannya maka berarti "antibiotik bukanlah produk umum dan hanya dapat diberikan pada hewan atas sepengetahuan para ahli yang disini para ahli tersebut adalah dokter hewan." 
Mungkin masih ada beberapa orang yang manganggap, karena ini hewan maka kita bisa memberikan obat dengan mudah, tapi baiknya hilangkan pola pikir tersebut. Sekalipun hewan, janganlah anda sembarangan memberikannya obat. Tak jarang hewan dibawa ke dokter hewan dan diagnosa akhirnya adalah keracunan obat akibat salah pemberian obat. Hewan juga makhluk hidup yang secara biologis memiliki respon berbeda dan bervariasi terhadap obat-obatan tertentu. Terutama untuk pemberian antibiotik, bila diberikan tidak sesuai aturan, bakteri penyebab penyakit akan menjadi resisten(tahan) terhadap antibiotik hasilnya adalah hewan anda tidak kunjung sembuh. 

 
Sementara untuk produk pangan berasal dari hewan(misal : daging) penggunaan antibiotik secara sembrono menghasilkan residu antibiotik dalam daging(partikel dari antibiotik tertinggal di dalam daging) dan itu boleh jadi berbahaya. Berbahaya yang kami maksud adalah bahaya bagi manusia yang mengkonsumsi daging hewan tersebut sebab manusia yang memakan daging hewan yang didalamnya terkandung residu antibiotik sementara manusia itu termasuk individu yang sensitif terhadap residu antibiotik tersebut maka manusia yang mengkonsumsi daging tadi akan mengalami reaksi alergi/keracunan dan dapat berakibat fatal. 



Mungkin masih ingat akan kebijakan Pemerintah Indonesia yang memberlakukan larangan impor daging dari negara yang ternaknya rawan tertular penyakit PMK(Penyakit Mulut dan Kuku) sebab bila manusia mengkonsumsi daging impor dari negara endemik PMK tersebut dikuatirkan manusia yang memakan akan terkena penyakit PMK dan sama halnya kita memasukkan bibit penyakit di negara kita. Dengan meningkatnya kebutuhan daging yang bersih dari penyakit maupun residu antibiotik, maka disinilah fungsi dokter hewan untuk menjaga supaya kesehatan hewan tetap terjaga sehingga hasilnya nanti bisa bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan manusia pula. 
HACCP  (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah 
sistem yang dikenal sebagai pengaturan keamanan(hygiene&sanitasi) bahan pangan. 
Dokter hewan pun juga harus memahami perihal HACCP ini.

Jadi bagaimana? Semoga tulisan kami yang terlambat untuk menyambut World Veterinary Day ini masih bisa jadi bahan renungan yang berguna baik untuk kalangan kedokteran hewan maupun masyarakat umum. 
Silahkan follow dan bertanya via akun twitter kami @dokterhewanku ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar